Jangan Malin, ibu takut terjadi sesuatu denganmu di tanah rantau sana. Menetaplah saja di sini, temani ibu
bu, kenapa kita hidup seperti ini ya. suatu saat nanti malin bakal merantau bu agar hidup kita tidak seperti ini terus
Ibu tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa denganku, Ini kesempatan Bu, kerena belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat di pantai ini. Aku ingin mengubah nasib kita Bu, izinkanlah
Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah kembali, ibu akan selalu menunggumu Nak
Sudah sampai manakah kamu berlayar Nak?
Malin, anakku. Kau benar anakku kan?” katanya menahan isak tangis karena gembira, “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar
Wanita gila! Aku bukan anakmu!.Hai, wanita gila! lbuku tidak seperti engkau! Melarat dan kotor!
Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku!.Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?
Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafhan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, Ya Tuhan!