Fadil termenung dengan tatapan kosong. Ia membaca per kalimat dari email yang diterima dan memikirkan apa kesalahan yang membuat lamarannya selalu ditolak.Sambil bergejolak amarah ia pun menelpon sahabatnya, Dafa.
ACER
Fadil mengangkut kardus-kardus ke dalam kosan. Kakaknya sibuk menata makanan danmelipat pakaian fadil. Sembari mengusap jas almamater, kakaknya memecahkeheningan.
Dimesin atm, Fadil tengah memutar otak bagaimana caranya agar ia bisa hidup 15hari kedepan dengan uang 50 ribu. Selepas itu, Ia pun berjalan di trotoarmenghampiri temannya yang sedang berantusias.
Dengan penampilan yang berbeda dari sebelumnya, Fadil menenteng laptop baru ke dalamkelas. Ia sengaja membeli itu untuk diberikan kepada pacarnya.
Didalam kelas, Dafa dan yang lainnya kebingungan karena Fadil tidakmuncul-muncul. Sementara hari itu akan dilaksanakan UTS. Dafa pun berlari keparkiran untuk memastikan motor Fadil di parkiran. Namun tidak ada. Dafa punsegera menelpon Fadil.
Fadil berjalan menuju dapur. Memperhatikan setiap sudut ruangan. Berharap menemukan sepercik harapan untuk makan malam.